Senin, 26 Desember 2011

Visual Design Communication

Assalamualaikum Wr. Wb..

        hahaha.. kenapa w pertama posting udah ketawa. karena w merasa malu sama dosaen w. w kira tugas w yang kemaren itu tugas terakhir w, ternyata ga. Dan ini baru tugas terakhir DPG w. w dapet tugas mencari contoh kasus yang berhubungan dengan Visual Design Communication. Dimana pada visual design communication tersebut mempunyai faktor-faktor yang mendukung yaitu : psikologis, estetika, kebiasaan, dan lingkungan. Contohnya pada suatu logo perusahaan yang terkenal, logo tersebut harus memiliki suatu arti dan bermakna, dan juga dapat diingat oleh banyak orang.

        Langsung aja ke tugas w, w disini mau membicarakan perubahan atau pergantian logo Bank Mandiri.Sebelum w membahas tentang logo bank mandiri w mau kasih tau tentang bank mandiri. Menurut wikipedia Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan ke dalam Bank Mandiri.

      Menurut artikel  yang w baca, petinggi di bank mandiri tersebut mengatakan selama 10 tahun menggunakan nama Bank Mandiri beserta logonya, manajemen bank mandiri merasa respon tentang bank mandiri adalah bank untuk segmen korporat bukan untuk retail market. Bank Mandiri lebih fokus melayani pasar ritel. Tampilan logo bank mandiri menurut manajemennya, kurang dekat dengan pelanggan, citranya terlalu korporasi. Alasan digantinya logo bank tersebut yaitu : meremajakan image, mengubah image, repositioning dan masih banyak lagi.
            
          Logo Bank Mandiri yang lama




         Logo Bank Mandiri yang baru




     
     Perbedaan dari logo bank mandiri di atas adalah logo yang lama tertulis bank mandiri dengan gambar lengkungan yang berwarna biru dibawah nama bank terebut, sedangkan pada logo bank mandiri yang baru hanya menojolkan nama mandirinya saja dengan gambar lengkungan yang berwarna kuning di atasnya dan terdapat background yang berwarna biru.

         
        sekian tugas terakhir w, maaf bila ada kata-kata maupun tulisan yang salah..
wassalamualaikum Wr. Wb...


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Mandiri
http://tryono.wordpress.com/2008/01/29/logo-baru-bank-mandiri/









       












Manajemen “perubahan” penampilan
Memang, pada umumnya begitulah alasan korporasi mengganti logonya, antara lain: untuk meremajakan image, mengubah image, repositioning, dan masih banyak lagi.
Biasanya pergantian logo (juga tagline) dilakukan secara regular, minimal 10 tahun sekali, tergantung urgensi sebuah korporasi.
Sejumlah perusahaan Indonesia yang pernah mengganti logo antara lain Bank Niaga, Bank Danamon, Citibank, Bank BNI, Bank BRI (perbankan), Astra, Garuda Indonesia, XL, dan masih banyak yang lainnya.
Yang pasti, logo, brand/merek tidaklah boleh diubah sembarangan tanpa alasan yang kuat yang mendasarinya. Dan seharusnya, penggantian citra perusahaan berdasarkan urutan seperti ini.
1. Perubahan visi.
2. Perubahan budaya. Biasanya ini juga terkait dengan visi. Jika visinya berubah, tertunya akan mempengaruhi budayanya.
3. Perubahan citra. Yang terjadi jika alasan 1 dan 2 sudah dilakukan.
Pada umumnya, yang banyak terabaikan adalah langkah ke 2, perubahan budaya perubahan.
Mengganti logo, berdasarkan pengalaman, bukanlah pekerjaan yang ringan. Karena mengganti logo, bukan seperti mengganti cat rumah, namun lebih dari itu, mengganti overall look termasuk “roh” dari rumah itu.
Ibaratnya, jika sebelumnya warna dan disain rumahnya putih dan klasik, kemudian diganti dengan warna hijau dengan konsep kembali ke alam. Tentunya, atribut di dalamnya juga harus disesuaikan, sehingga secara keseluruhan, image yang ingin dituju tercapai.
Yang penting dilakukan adalah sosialisasi internal, yaitu karyawan. Edukasi internal tentang kebutuhan perusahaan untuk melakukan pergantian logo, apa alasannya, dan bagaimana peran yang diharapkan dari semua karyawan perusahaan dalam perubahan ini. “Perubahan” ini mesti buy in terlebih dahulu di kalangan internal, baru ke eksternal.
Karena, idealnya, karyawanlah yang harus menjadi endorser perubahan ini, sehingga perubahan tak cuma terjadi di kulitnya saja, tapi “spirit”-nya, “ruh”-nya juga berubah sesuai dengan karakter baru perusahaan.
‘Kegagalan” yang kerap terjadi adalah karena kebanyakan perusahaan lebih fokus pada bagaimana melakukan kampanye eksternal, tapi kurang ke internal, sehingga perubahaan yang ingin dilakukan melalui perubahan logo, tidak tercapai.
Manajemen perubahan secara fisik maupun non fisik harus dikelola secara rapi. Apalagi jika itu dilakukan oleh perusahaan yang produk atau jasanya dijual ke mass market, consumer product. Bisa saja sebuah bank yang sudah punya banyak cabang di pelosok nusantara. Atau perusahaan telekomunikasi yang produknya digunakan puluhan juta pelanggan, serta distribusinya sangat luas.
Time line mesti disesuaikan betul dengan kesiapan logistiknya. Kapan cut off dari all material yang masih berlabel logo lama, diganti logo baru.
Peluncuran sebuah identitas baru sebaiknya dilakukan saat logistik baru sudah siap. Dengan begitu akan mengurangi coreng-moreng penampilan perusahaan tersebut di mata publik.
Tampilan dan logo lama Bank BRI, misalnya, masih banyak ditemukan di beberapa cabang di pedesaan. XL, juga bisa jadi contoh. Setelah melakukan rebranding nama produknya dari proXL menjadi Bebas, Xplor dan Jempol sejak empat tahun silam, hingga sekarang masih ada sejumlah gerai handphone yang masih menulis, “jual kartu perdana proXL”.
Hal ini bisa terjadi, bisa juga karena terlalu kuatnya image logo atau nama yang lama, sehingga susah u keluar dari benak masyarakat. Yang jelas, ganti merek, logo atau positioning statement adalah sah-sah saja dilakukan oleh sebuah korporasi karena itu merupakan bagian dari strategi bisnisnya untuk bisa tetap eksis di pasar.
Agar kegiatan tersebut tidak menjadi upaya sia-sia dan cenderung sebagai penghamburan anggara, perlu dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik. Jangan dilakukan hanya atas dasar ikut-ikutan. Tujuan harus jelas dan terukur. Jika tidak mempunyai kompetensi, manfaatkan mitra yang memang kompetensinya ada di situ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar